|
NAMA
:FADLIYANSAH
FAKHRURROZI
|
IP ADDRESS
DAN SUBNETTING
|
TANGGAL
: 1-AGUSTUS-2018
|
|
KELAS
: XI TKJ 1
|
SK/KD
: SUBNETTING
|
|
|
JOB
: 1
|
NILAI
|
MATERI : IP ADDRESS
a. Pengertian Ip address
b. Sejarah Ip address
c. Format penulisan Ip address
d. Jenis Jenis Ip address
e. Pembagian kelas Ip address
f. Address khusus
g. Aturan dasar pemilihan Network ID dan Host ID
h. Contoh contoh Ip address kelas A,B,C (masing masing 2) Tentukan mana Network ID,Host
ID&Subnet mask
a. Pengertian Ip address
b. Sejarah Ip address
c. Format penulisan Ip address
d. Jenis Jenis Ip address
e. Pembagian kelas Ip address
f. Address khusus
g. Aturan dasar pemilihan Network ID dan Host ID
h. Contoh contoh Ip address kelas A,B,C (masing masing 2) Tentukan mana Network ID,Host
ID&Subnet mask
MATERI : Subnetting
a. Pengertian Subnetting
b. Alasan melakukan Subnetting
c.Tujuan Subnetting
d. Fungsi Subnetting
e. Proses Subnetting
f. Mengenal teknik Subnetting
g. Aturan aturan dalam membuat Subnetting
h. Perhitungan Subnetting
a. Pengertian Subnetting
b. Alasan melakukan Subnetting
c.Tujuan Subnetting
d. Fungsi Subnetting
e. Proses Subnetting
f. Mengenal teknik Subnetting
g. Aturan aturan dalam membuat Subnetting
h. Perhitungan Subnetting
JAWABAN
MATERI: IP ADDRESS
A. Pengertian
IP Address
Pada dasarnya Internet Protocol
Address atau biasa disebut IP Address merupakan suatu deretan angka biner yang
disusun dengan kisaran antara 32 bit sampai dengan 128 bit dan digunakan
sebagai alamat Identifikasi pada masing – masing komputer. Dalam ilmu jaringan
komputer penggunaan angka dengan 32 bit dipakai pada IP Address khusus versi
IPv4 sedangkan untuk angka 128 bit untuk yang versi IPv6.
Hadirnya versi IPv6 untuk
mengantisipasi jika IPv4 sudah kehabisan daya tampung mengingat kemajuan
teknologi yang tentunya mendorong juga semakin berkurangnya persediaan IP
Address untuk seluruh dunia. Semakin tinggi bit pada IP Address komputer anda tentunya
akan menghadirkan koneksi yang lebih cepat tentunya.
Selain IP Address, dalam
jaringan komputer juga dikenal istilah DNS Server dan DHCP Server.
Ketiga istilah berperan penting untuk menunjang pemakaian komputer anda dalam
suatu sistem jaringan. Biasanya pada DHCP Server client akan menerima
pengalamatan IP Address yang sudah disetting secara otomatis. Sedangkan untuk
DNS Server, penggunaan IP Address untuk mensetting hanya pada Ipv4.
B. Sejarah IP ADDRESS
Pada tahun 1969, lembaga penelitina
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, DARPA(Defence Advance Research
Projrct Agency) mendanai sebuah penelitian untuk mengembangkan
jaringan komunikasi data antar computer. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan aturan komunikasi data antar computer yang bekerja secara
transparan, melalui bermacam-macam jaringan komunikasi data yang terhubung satu
dengan yang lainnya dan tahan terhapa berbagai macam gangguan (bencana alam,
serangan nuklir,dll).
1969 – 1989
1969 – 1989
IMP (Interface Message
Processor)
Adalah generasi pertama dari gateway
yang saat ini dikenal sebagai router. Digunakan untuk interkoneksi peserta ke
ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dari akhir 1960-an
hingga 1989. Bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari IP address, yang
terdokumentasi dengan nama RFC 1 (request for command). Berkapasitas 5
Bit address. Ada sebuah varian dari IMP yang disebut TIP yang menghubungkan
terminal dan bukan untuk jaringankcomputer. IMP digunakan di pusat ARPANET
sampai akhirnya dihentikan 20 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1989.
1977 – 1979
Bagaimana dengan IPv1, IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.
1981 – sekarang
IPv4
Sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.
IPv5
Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990.
1995 – sekarang dan dimasa yang akan datang
IPv6
Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas.
Bagaimana dengan IPv1, IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.
1981 – sekarang
IPv4
Sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.
IPv5
Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990.
1995 – sekarang dan dimasa yang akan datang
IPv6
Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas.
C. Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari
bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tandatitik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit
ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapatdituliskan sebagai berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000
sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilanganbiner seperti
ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangandesimal yang
masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenaldengan “notasi
desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai darisatu oktet IP
address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format binerdan
desimal :
D. JENIS IP ADDRESS
Berdasarkan binernya, IP Address dibagi
menjadi 2:
IP Address Versi 4 (IPv4)
ini adalah versi yang sering kita gunakan, terdiri dari 32-bit dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Bagaiana bisa dengan sekian banyaknya host dapat menampung angka sebesar itu? dalam dunia jaringan untuk mengantisipasi membludaknya IPv4 ini maka digunakan NAT (Network Address Translation) yaitu fungsi yang yang digunakan untuk membagi, mengubah dan memodifikasi dalam suatu pemetaan dari IP Address.
ini adalah versi yang sering kita gunakan, terdiri dari 32-bit dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Bagaiana bisa dengan sekian banyaknya host dapat menampung angka sebesar itu? dalam dunia jaringan untuk mengantisipasi membludaknya IPv4 ini maka digunakan NAT (Network Address Translation) yaitu fungsi yang yang digunakan untuk membagi, mengubah dan memodifikasi dalam suatu pemetaan dari IP Address.
IP Address Versi 6 (IPv6)
IPv6 ini dibentuk untuk menjawab kekhawatiran akan habisnya ketersediaan IPv4 yang tersebar di seluruh dunia, semakin banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia yang menggunakan IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum. Dengan kemampuanya yang jauh lebih besar dari IPv4, maka IPv6 dinilai akan mampu menyediakan IP Address pada seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak. IPv6 memiliki 6 oktet ini terdiri dari 128 bit. jika dikalkulasikan maka hasilnya 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456.
IPv6 ini dibentuk untuk menjawab kekhawatiran akan habisnya ketersediaan IPv4 yang tersebar di seluruh dunia, semakin banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia yang menggunakan IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum. Dengan kemampuanya yang jauh lebih besar dari IPv4, maka IPv6 dinilai akan mampu menyediakan IP Address pada seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak. IPv6 memiliki 6 oktet ini terdiri dari 128 bit. jika dikalkulasikan maka hasilnya 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456.
E. Pembagian Kelas IP ADDRESS
Kelas A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)Bit Pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (o dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah : Network ID :113, Host ID = 46.5.6
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)Bit Pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (o dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah : Network ID :113, Host ID = 46.5.6
Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Host ID adalah 8 bit terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Host ID adalah 8 bit terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.
Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Kelas E
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
F. ADDRESS KHUSUS
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
1. Network Address :
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
2. Broadcast Address :
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
3. Multicast Address :
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
G. ATURAN DASAR PEMILIHAN NETWORK ID
DAN HOST ID
Adapun untuk menetukan Network ID dan Host ID tidak bisa
dilakukan sembarangan, ada aturan tertentu yag harus dipatuhi. Berikut adalah
aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
4. Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
4. Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
H. Contoh
contoh Ip address kelas A,B,C (masing masing 2) Tentukan mana Network ID,Host
ID&Subnet mask
Karakteristik IP Kelas A
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
Untuk Subnetmask =255.0.0.0
Jadi IP address di atas mempunyai host
dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120
Kelas B
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
Untuk Subnetmask =255.255.0.0
Jadi IP di atas mempunyai host dengan
nomor 60.56 pada jaringan 150.70
Kelas C
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
MATERI: SUBNETTING
A. Pengertian Subnetting
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi
jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask
untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network
menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan
pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan
subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah
maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
B. Alasan melakukan Subnetting
Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien.
Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan
memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun
terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit
network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau
16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan
alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP
address.
Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan
host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama
akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer
dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga.
Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah
medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan
kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih
kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
C.
Tujuan Subnetting
Tujuan
dari subnetting adalah sebagai berikut:
- Untuk mengefisienkan pengalamatan
(misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan
kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
- Membagi satu kelas network atas
sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
- Menempatkan suatu host, apakah
berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah
berada dalam satu jaringan atau tidak.
- Untuk mengatasi masalah
perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
- Untuk mengefisienkan alokasi IP
Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP
Address.
- Mengatasi masalah perbedaan
hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router
IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang
berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan
mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu
network.
D.
Fungsi Subnetting
Fungsi
subnetting antara lain sbb:
·
Mengurangi lalu-lintas
jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan
(collision) atau macet.
·
Teroptimasinya unjuk
kerja jaringan.
·
Pengelolaan yang
disederhanakan.
·
Membantu pengembangan
jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
E. Proses Subnetting
Untuk
melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
1.
Menentukan jumlah subnet
yang dihasilkan oleh subnet mask.
2.
Menentukan jumlah host
per subnet.
3.
Menentukan subnet yang
valid.
4.
Menentukan alamat
broadcast untuk tiap subnet.
5.
Menentukan host – host
yang valid untuk tiap subnet.
F. Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200
komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host)
tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian
sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
G. Aturan aturan dalam membuat Subnetting
aturan-aturan
dalam membuat Subnet Mask:
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
1. Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit.
Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling
tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak
akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga
tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1
digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada
network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan
menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast
address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang
untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
2. digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk
0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
H.
Penghitungan Subnetting
Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
·
Jumlah Subnet.
·
Jumlah Host per Subnet.
·
Blok Subnet.
·
Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar